MAN (37) bersama keluarganya nekat kabur dari lingkungan Pondok Pesantren Al Fatah, Desa Temboro, Kecamatan Keras, Kabupaten Magetan, Jawa Timur ketika sedang menjalani isolasi mandiri. Kini MAN bersama anak dan istrinya mendapat sanksi isolasi di rumah sakit yang berada di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Perbuatan MAN bersama keluarganya tersebut membuat gaduh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kabupaten Magetan Saif Muchlissun, membenarkan kaburnya pria berinitial MAN (37) bersama istri dan anaknya itu yang selama ini tinggal kost di lingkungan Ponpes Al Fatah itu. Muchlissun mengatakan keempat warga Desa Temboro sebelumnya diminta menjalani isolasi mandiri karena diduga kuat terpapar Covid 19 dari pasien ke 10. Setelah hasil test SWAB nya keluar dan dinyatakan positif, petugas pun mendatangi kediaman mereka.
Namun, saat tim hendak mengevakuasi untuk dirawat rumah sakit rujukan di RSUD dr Sayidiman, Magetan, warga tersebut sudah tidak ada di tempat kostnya. "Saat diisolasi mandiri di rumah kost yang dijaga warga setempat, MAN bersama istri dan anaknya tahu tahu pergi tanpa pamit. Namun warga setempat mengetahui MAN sekeluarga ini pulang ke kampung asalnya di Mempawah, Kalimantan Barat," kata Kadis Kominfo Pemkab Magetan ini. Mengetahui hal tersebut, lanjut Muchlissun, Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kabupaten Magetan secepatnya melakukan komunikasi dengan aparat terkait di Mempawah, Kalimantan Barat.
"Informasi yang kami terima, setelah MAN dan keluarganya ditemukan, orang orang yang kontak langsung dengan PDP Covid 19 positif ini diisolasi di RSUD setempat," kata Saif Muchlissun. Sementara ketiga warga lainnya yang dinyatakan positif Covid 19 saat ini dirawat dan diisolasi di rumah sakit rujukan, di RSUD dr Sayidiman Magetan. Tercatat juga, delapan orang sembuh, dan lima orang masih dalam perawatan di rumah sakit.
Dinas Kesehatan Tuban, mengungkap kondisi santri asal Ponpes Alfatah Temboro Magetan, yang pulang ke kampung halaman. Berdasarkan data yang masuk ada 24 santri dari berbagai kecamatan yang pulang, namun 20 yang telah menjalani rapid test. Hasilnya 1 santri dinyatakan positif virus Corona atau covid 19.
"Sudah 20 santri yang kita cek kesehatannya maupun rapid test, namun yang positif covid 19 hanya satu," kata Kepala Dinas Kesehatan Tuban Bambang Priyo Utomo, (Kamis, 23/4/2020). Dijelaskannya, kondisi para santri dalam keadaan sehat saat diperiksa kesehatannya oleh tim medis, termasuk yang dinyatakan positif berdasarkan rapid test. Dengan kondisi tersebut, maka santri yang positif itu masuk kategori orang tanpa gejala (OTG), sehingga cukup melakukan isolasi di rumah selama 14 hari.
Bahkan isolasi juga harus dilakukan oleh semua santri yang pulang ke rumah masing masing. "Semua santri sehat, jadi yang positif sesuai rapid tes ini masuk kategori OTG dan menjalani isolasi di rumah," terang pria yang juga sebagai tim gugus covid 19. Ditambahkannya, pihak gugus juga telah melakukan uji swab terhadap santri yang positif berdasarkan rapid tes tersebut.
Hal itu untuk memastikan tingkat keakuratan pasien suspect corona. Namun demikian, hasil swab belum keluar. "Sudah kita swab juga, masih nunggu hasilnya. Yang belum dicek kesehatan ada sekitar empat santri," pungkasnya. Sekadar diketahui, berdasarkan data sebaran covid 19 di Kabupaten Tuban, Rabu (22/4/2020), jumlah orang dalam pemantauan (ODP) 519, selesai dipantau 386 orang.
Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) 16 orang, 7 dinyatakan sembuh dan meninggal dunia 1 orang. Sedangkan untuk pasien suspect corona ada tiga orang, 1 asal Kecamatan Tuban, 1 asal Kecamatan Jatirogo, dan 1 asal Kecamatan Semanding yang meninggal saat berstatus PDP. Pasien positif covid 19 dirawat di ruang isolasi RSUD Dr Koesma Tuban