Ekonom senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri meminta kepada pemerintah untuk menghentikan pemikiran cara mengelola keuangan negara yang dinilai masih tak terkontrol. Pasalnya, saat Indonesia memasuki masa krisis dan kondisi keuangan negara defisit, pemerintah kerap mengambil jalan pintas dengan berutang. Hal inilah yang menurut Faisal perlu diubah pola pikirnya. "Ayo kita jangan ugal ugalan lagi bernegara, kalau kita booming, semua uang negara kita habiskan, kalau kita krisis, kita ngutang. No more kehidupan seperti ini," katanya dalam talkshow virtual, Jumat (24/4/2020).
Meski Indonesia tidak bisa seperti Amerika Serikat (AS) dalam memberikan stimulus dan mengelola keuangan, namun menurut Faisal setidaknya Indonesia mempunyai dana cadangan yang telah ditabung ketika masa kritis terjadi. "Kita harus betul betul punya tabungan seperti yang diajarkan di dalam ekonomi karena ada bisnis cycle," ujarnya. "Sekarang lagi bisnis cycle itu kita alami. Kalau sedang booming, 'habiskan semua jangan ada yang ditabung'. Itu yang terjadi di oil boom, comodity boom. Sekarang krisis, kita berutang saja. Perilaku ini kita harus hentikan," sambungnya.
Terlebih lagi, pemerintah menerapkan pembatasan aktivitas masyarakat atau physical distancing yang dinilai akan mempengaruhi perekonomian. Faisal justru menekankan agar perekonomian pulih, fokus utama yang perlu dilakukan yakni menekan penyebaran virus corona terlebih dahulu. "Dengan kita melakukan lockdown, social distancing, itu ongkos ekonominya tinggi. Ongkos ekonominya bisa dikurangin dengan kebijakan ekonomi, kan begitu. Oleh karena itu, maka fokuslah pada upaya upaya mengurangi beban ini," kata dia.