Taman Margasatwa Ragunan(TMR) akan membuka pintunya kembali bagi para pengunjung pada Sabtu (20/6). Hanya saja, hanya 1.000 orang yang diperbolehkan masuk ke tempat wisata tersebut pada hari itu. Inilah kebijakan pengelola TMR untuk menerapkan aturan pembatasan pengunjung, yang disyaratkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kepada pengelola tempat wisata, di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Padahal biasanya TMR kedatangan 8.000 pengunjung di hari Selasa Jumat, dan 20.000 orang di hari Sabtu Minggu. Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pengujung yang datang, pengelola TMR menerapkan aturan pembelian tiket masuk dengan registrasi, atau mendaftar, secara daring. Registrasi bisa dilakukan dengan mengunjungi laman mulai pukul 06.00 setiap harinya.
"Jadi untuk pembelian tiketnya melalui online. Nah kita lakukan ini sebagai bentuk pembatasan pengujung," ujar Kepala Satuan Pelaksana Promosi Taman Margasatwa Ragunan, Ketut Widarsono, Rabu (17/6/2020). Sebenarnya penjualan tiketnya semi daring, sebab masyarakat yang berniat datang itu hanya mengisi formulir yang terlampir dalam situs tersebut. Pendaftaran baru sah jika calon pengunjung menyertakan foto identitas diri, yang bentuknya bisa kartu tanda penduduk (KTP) atau surat izin mengemudi (SIM).
Bila kuota masih tersedia, maka calon pengujung akan menerima bukti pendaftaran yang harus ditunjukkan ke petugas loket TMR pada hari kunjungan. Bukti pendaftaran itu yang kemudian ditukarkan dengan tiket, setelah calong pengunjung membayar menggunakan kartu Jakcard Bank DKI. Jika calon pengunjung belum memiliki kartu Jakcard, dia bisa membeli langsung di loket tersebut.
Bila calon pengunjung sudah memiliki Jakcard tapi saldonya tak mencukupi, dia bisa melakukan isi ulang di loket tersebut. Cara pembatasan pengunjung lainnya yang dilakukan pengelola TMR ialah, hanya memperbolehkan warga DKI yang datang. "Nah jadi ini khusus untuk warga DKI saja. Jadi warga ber KTP diluar DKI tidak boleh. Karena waktu daftar harus pakai KTP, jadi kami tahu warga DKI atau bukan," ujar Ketut lagi.
Ketut juga menjelaskan, pemesanan tiket TMR hanya bisa dilakukan pada H 1 sebelum kedatangan calon pengujung. Langkah ini untuk mengantisipasi lonjakan pendaftar, sehingga bukti pendaftaran tidak melebihi kuota 1.000 per hari. "Jadi enggak bisa beli di hari H, Harus H 1. Ini memang strategi kami untuk pembatasan pengujung. Takutnya nanti membludak, malah susah melakukan monitoring physical distancing nya," katanya.
Menjelang beroperasi kembali, pihak pengelola TMR telah siap dengan protokol kesehatan sesuai aturan pemerintah. Persiapan yang dilakukan ialah menyiapkan rute masuk pengujung, memberikan marka tanda jaga jarak, serta berbagai spanduk himbauan protokol kesehatan pun juga sudah dipasang di beberapa titik di area TMR. "Kita sendiri sebenarnya sudah melakukan langkah persiapan baik dari sarana dan prasarana yang di Ragunan itu sendiri, sesuai dengan protokol kesehatan," kata Ketut.
Menurut Ketut, pengujung akan diukur suhu tubuhnya oleh petugas, dan mencuci tangan area pintuk masuk. Menurut Ketut, kurang lebih ada 16 tempat cuci tangan yang telah disiapkan TMR, selain yang berada di loket pintu masuk. Pengunjung juga harus berjalan di atas keset disinfektan, agar telapak alas kaki juga bersih dari virus dan kuman penyakit.
Maklum, pihak TMR juga harus mencegah fauna koleksi mereka tertular penyakit manusia. Sebagai bentuk mematuhi protokol kesehatan, setiap petugas TMR dilengkapi alat pelindung diri (APD) seperti masker, pelindung wajah (face shield), dan sarung tangan. Terutama mereka yang bertugas di loket pemeriksaan tiket. Di massa PSBB transisi ini,Taman Margasatwa Ragunanjuga melakukan pembatasan jam operasional.
Bila biasanya jam operasi pada pukul 07.30 hingga pukul 16.00, kini TMR buka mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 13.00 WIB.