Hari Raya Idul Fitri tidak menyurutkan semangat petugas dinas pemakaman di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Terlihat, para petugas pemakaman tetap sibuk menggali tanah untuk membuat lubang cadangan di TPU tersebut. Di siang yang cukup menyengat kulit, peluh mereka bercucuran di wajah.
Mereka yang menggali tanah memakai topi sebagai pelindung kepala. Petugas lainnya yang sedang tidak mendapat giliran kerja, melepas lelah di bawah pohon rindang. Meski hari ini hari raya Lebaran, mereka tetap menjalankan tugas demi menguburkan peti jenazah sesuai dengan prosedur tetap (protap) Covid 19 yang masih berdatangan.
Dari kejauhan sejumlah petugas yang tengah menggali lubang tiba tiba melihat mobil ambulans datang. "Wah, udah datang lagi. Masih ada sisa satu lubang lagi," ujar seorang petugas. Beruntung, tersisa satu lubang lagi untuk jenazah yang baru datang itu.
Kemarin, mereka sudah menyiapkan sekira 10 lubang sebagai cadangan bila jenazah covid 19 kembali datang saat Lebaran. Namun, jumlah lubang yang disiapkan ternyata kurang. Bila semua lubang penuh, jenazah yang baru datang terpaksa harus menunggu petugas selesai menggali makam.
Para petugas berlomba dengan waktu agar jenazah yang datang bisa segera dimakamkan. Di dalam satu lubang, ada dua petugas bertugas. Satu orang bertugas menggemburkan tanah dengan garpu injak, lainnya mencangkul tanah dan dikumpulkan di atas kedua sisi makam.
Bila tidak memakai garpu injak, tugas penggali akan jauh lebih berat lantaran tenaganya terkuras dengan hanya mengandalkan pacul. Petugas lainnya hilir mudik mengambil air untuk disiramkan agar memudahkan tanah galian menempel di atas kedua sisi makam. Hari raya lebaran sama saja seperti kegiatan sehari hari dalam dua bulan belakangan ini.
Mereka setiap hari bergumul dengan tanah dan pacul Seorang petugas, Sandan bin Andi (46) tampak melepas lelah sejenak usai menggali kubur. Di hari raya lebaran ini, dia masih bergelut dengan virus yang menjadi momok bagi warga dunia.
Hari raya Lebaran saat ini dirasa sangat berbeda dengan sebelumnya. Sandan sebenarnya sedih tak bisa berkumpul dengan saudaranya, paling tidak istri dan anaknya di rumah karena musibah ini. Namun, dia sudah ikhlas dan berdamai dengan pekerjaannya pekerjaannya sebagai tukang gali kubur yang menuntutnya harus siap mengikuti perintah atasan.
"Ya perasaan sedih, kita lebaran pertama enggak kumpul sama keluarga. Enggak sempat nikmatin opor sama ketupat." Istri dan anaknya sebenarnya juga turut sedih dengan Sandan yang harus bekerja di hari raya. Sandan pun hanya bertemu istri tadi pagi saat pamit pergi bekerja.
Mereka akhirnya paham dengan pekerjaannya. Lebaran kali ini Sandan dan keluarga berniat tak berkeliling ke tempat saudara. Mereka melakukan video call untuk menerapkan jaga jarak. Sejak pukul 06.19 WIB, Sandan sudah berada di TPU Pondok Ranggon.
Ia datang pagi sebab dikhawatirkan jenazah datang. "Karena takut keburu ada jenazah yang datang. Kalau saya enggak ada (sama yang lain) nanti malah terbengkalai," bebernya. Ternyata, petugas menunggu beberapa jam kemudian.
Pukul 09.00, mereka baru memakamkan satu jenazah sesuai protap Covid 19. Ia berharap musibah ini lekas berlalu dan tak ada lagi jenazah yang harus dimakamkan sesuai protap Covid 19. "Mudah mudahan cepat selesai, mas. Kita udah lelah, letih, capek. Tapi enggak bisa mengeluarkan air mata karena tertahan dengan tugas ini. Sedih jarang ketemu keluarga," ungkapnya.
Jasan (45) petugas makam lainnya, juga meminta kepada masyarakat untuk ikuti imbauan pemerintah. Sama seperti Sandan dan lainnya, ia sudah lelah bergumul dengan tanah galian makam. "Masyarakat tolonglah, ikutin anjuran pemerintah," ungkapnya yang belum sempat bersalaman dengan keluarga dan langsung pamit bekerja di hari raya tersebut.