Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengkritik China terkait pandemi global Covid 19. Dia mengatakan China harus menghadapi konsekuensi jika "secara sadar bertanggung jawab" atas terjadinya pandemi virus corona. "Jika mereka secara sadar bertanggung jawab, tentu saja. Jika itu adalah kesalahan, kesalahan adalah kesalahan."
"Tetapi jika mereka secara sadar bertanggung jawab, ya, maka harus ada konsekuensi," kata Trump kepada wartawan saat jumpa pers di Gedung Putih, Sabtu (18/4/2020), dikutip dari . Meski begitu, Trump tidak mengatakan secara rinciapa tindakan yang akan dilakukan AS mengenai hal itu. Tak hanya kali ini saja, Trump memang kerap kali memberi kritikan tajam ke China terkait wabah corona.
Satu di antaranya, diamenyalahkan China karena tidak transparan saat virus corona mewabah pertama kali di Kota Wuhan. "Itu (penyebaran virus) bisa saja dihentikan di China sebelum dimulai, tetapi tidak." "Dan sekarang seluruh dunia menderita karenanya," tuturnya.
Trump juga meragukan laporan resmi China yang menunjukkan negara itu hanya menderita 0,33 kematian per 100.000 orang akibat corona. "Jumlahnya tidak mungkin." "Itu angka yang mustahil untuk didapat," tegasnya.
Pasalnya, Amerika Serikat telah memiliki 11,24 kematian per 100.000 orang, sedangkan Perancis 27,92 dan Spanyol 42,81. Tak hanya China yang menjadi sasaran amukan Trump. Diketahui, Trump juga memutuskan menghentikan pendanaan untuk World Health Organization (WHO).
Menanggapi hal tersebut, saat ini peninjauan sementara tengah dilakukan oleh pihak berwenang AS. Menurut Trump, peninjauan tersebut mencakup peran WHO dalam imbauan yang keliru dan menutupi penyebaran virus corona. "Hari ini saya menginstruksikan pemerintahan saya untuk menghentikan pendanaan WHO."
"Sementara tinjauan dilakukan untuk menilai peran WHO yang salah dalam mengelola penyebaran Covid 19," kata Trump di Gedung Putih yang dikutip dari Sebelumnya, buntut perlakuanDonald Trump menghentikan aliran dana WHO adalah responnya atas melonjaknya kasus kematian di AS. Ia menyalahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena bertindak lamban menangani virus corona.
Bahkan, terparahnya Trump mengancam akan menahan dana AS untuk Organisasi Kesehatan Dunia. Trump mengatakan badan PBB itu "tidak mengindahkansinyal" dan menyiratkan mereka mengetahui bahaya virus corona sebelum mengambil tindakan apa pun. "Mereka bisa menyebutnya (bahaya virus red) beberapa bulan sebelumnya," katanya di briefing Gedung Putih harian, mengutip dari
"Mereka akan tahu, dan mereka seharusnya tahu, dan mereka mungkin tahu, jadi kita akan melihat itu (bahaya virus red) dengan sangat hati hati," ungkap Trump. Sementara itu terkait apakah efektif memotong dana untuk WHO selama pandemi, Trump membantah bahwa keputusan telah dibuat. Trump telah mengecam WHO di Twitter pada hari sebelumnya dan mengeluarkan ancaman terselubung terhadap lembaga beranggotakan 194 orang itu, yang bagi Amerika Serikat adalah penyumbang terbesar.
"WHO benar benar gagal," kata Trump dalam postingannya di Twitter. "Untuk beberapa alasan, sebagian besar didanai oleh Amerika Serikat, namun sangat Cina sentris." "Kami akan mengawasinya. Untungnya saya menolak saran mereka supaya perbatasan kami tetap terbuka bagi China sejak awal."
"Mengapa WHO memberi kami rekomendasi yang salah?" lanjut Trump melalui akun Twitternya. Trump mempertanyakan mengapa WHO telah memberikan "rekomendasi yang salah" terkait wabah virus Corona. Diketahui pada akhir Januari lalu, WHO menyarankan agar negara negara tetap membiarkan perbatasan masing masing terbuka meski ada wabah Corona.
WHO mengingatkan bahwa penutupan perbatasan negara tidaklah efektif dalam menghentikan penyebaran wabah virus corona dari China. Bahkan mungkin justru akan mempercepat penyebarannya. Padahal saat itu, pemerintahan Trump telah mengumumkan pembatasan perjalanan dari China.
Trump juga sempat menuai banyak kritikan karena sempat meremehkan virus Corona, yang dianggapnya seperti flu biasa. Namun belakangan Trump mengakui keganasan virus tersebut dan menyerukan semua warga AS untuk bersiap siap menghadapi hari hari yang sulit karena wabah ini. Benar saja, hingga Minggu (19/4/2020), Amerika Serikat menduduki puncak atas kasus corona tertinggi dan jumlah kematiannya.
Mengutip dari , kasus kematian di AS mencapai 39.015 jiwa. Sedangkan kasus corona yang terkonfirmasi meningkat sebanyak 738.913 jiwa.
More Stories
Patsy Widakuswara Kembali Bertugas di Gedung Putih Jurnalis VOA Asal Indonesia
PM Singapura Lee Hsien Loong Terima Suntikan Pertama Vaksin Covid-19
Pelakunya Diduga Warga Aceh Warga Asahan Jadi Korban Pembunuhan di Malaysia