Pengamat energi Mamit Setiawan menilai proyek pembangunan kilang Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan akan sanggup memenuhi kebutuhan BBM di kawasan Kalimantan dan sekitarnya. Menurutnya, proyek RDMP Kilang Balikpapan merupakan suatu langkah strategis dalam menjaga ketahanan energi nasional terutama untuk kawasan Indonesia bagian timur. "Dengan peningkatan kapasitas sebesar 100.000 BOPD dari 260.000 menjadi 360.000 BOPD setidaknya ke depan dapat memenuhi kebutuhan BBM di kawasan Kalimantan," ujar Mamit, Selasa (2/6/2020).
Saat ini, proyek strategis nasional yang digarap PT Pertamina (Persero) itu progresnya telah mencapai 16,33 persen. Direktur Executive Energy Watch mengatakan, satu keunggulan lagi dari RDMP Balikpapan adalah peningkatan kualitas BBM dari standar setara EURO II menjadi setara EURO V. Dia menjelaskan ini sejalan dengan keinginan pemerintah dan juga dunia international untuk menyediakan BBM berkualitas dan ramah terhadap lingkungan.
"Point penting lain dari project RDMP Balikpapan ini adalah mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sehingga Ekonomi masyarakat sekitar bisa tumbuh dan terus terjaga daya belinya," ungkapnya. Dia menilai proyek ini sangat membantu pemerintah daerah terkait dengan penerimaan pajak dan juga non pajak untuk pembangunan daerahnya. Jumlah pekerja yang terlibat dalam proyek ini sangat signifikan sehingga ditengah kondisi pandemik seperti ini sangat membantu dalam mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
Meski demikian dia mengingatkan, tantangan ke depan yang harus diperhatikan di tengah kondisi Covid 19 oleh Pertamina bagaimana pekerjaan RDMP bisa tetap berjalan secara maksimal. "Protokol protokol dan SOP dalam bekerja selama pandemik ini berlangsung harus tetap diperhatikan secara ketat dan maksimal mengingat urgensi dari proyek RDMP Balikpapan ini," tuturnya. Diharapkan melalui sinergi dengan project new crude tangked facility Lawe Lawe dapat memperkuat posisi ketahanan energi nasional. "Ke depan kita juga sudah tidak mengimpor minyak lagi," ujarnya.
Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan progress RDMP Balikpapan saat ini masih on the track, meskipun dalam pelaksanaan pengerjaannya harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "Megaproyek RDMP dan GRR merupakan proyek strategis nasional yang telah ditetapkan untuk terus dijalankan di tengah pandemi COVID 19 serta fluktuasi harga minyak mentah dan kurs rupiah terhadap dollar. Proyek ini penting untuk memastikan ketahanan dan kemandirian energi nasional dapat segera terwujud," ujar Fajriyah. Dia menuturkan progress RDMP Balikpapan per 17 Mei 2020 meliputi empat pekerjaan yakni engineering (6,05 persen), Procurement (5,85 persen), Construction (4,38 persen) dan Commissioning (0,03 persen) sehingga secara keseluruhan mencapai 16,32 persen.