Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 minus 2,9 persen sampai minus 1,0 persen atau dengan kata lain Indonesia akan masuk zona resesi. Menanggapi hal itu, Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto menjelaskan dirinya tetap optimis kontraksi terhadap keseluruhan indikator perekonomian di Tanah Air tidak akan berkepanjangan. "Resesi atau tidak resesi ini sebenarnya pengertian technical, apabila dua Quartal pertumbuhannya negatif berturut turut maka dikategorikan kondisi perekonomian mengalami resesi. Pada Q2 2020 pertumbuhan ekonomi terkontraksi minus 5,32 persen dan Q3 diproyeksikan minus 1,92 persen. Ini menunjukkan bahwa di Q3 ada momentum perbaikan perekonomian meskipun Q3 negatif," imbuhnya.
Dito mengatakan pihaknya terus mendukung upaya langkah langkah pemerintah untuk menciptakan daya ungkit perekonomian melalui berbagai kebijakan. Antara lain di sektor kesehatan, jaring pengaman sosial dan ekonomi, serta memaksimalkan belanja daerah kepada delapan daerah yang secara langsung dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan begitu, politikus Golkar tersebut berharap nantinya kontraksi di Q3 dan Q4 tidak terlalu dalam dan di akhir tahun perekonomian Indonesia bisa tumbuh positif.
"Sehingga di Q3 dan Q4 keseluruhan ekonomi tidak terkontraksi terlalu dalam dan keseluruhan perekonomian kita harapkan di akhir tahun dapat tumbuh positif sesuai dengan yang kita harapkan bersama," kata dia. Selain itu, Dito juga mengajak semua pihak agar mendukung kebijakan perekonomian dengan mengkonsumsi produk dalam negeri. Imbas dari kebijakan itu akan membuat bangkitnya produksi dalam negeri. "Saya berharap dalam mendukung kebijakan perekonomian nasional saat ini, sebisa mungkin kita melakukan konsumsi produk dalam negeri sehingga tercipta demand sebagai daya dorong membangkitkan produksi dalam negeri," jelasnya.
"Ke depan kita harus optimis terhadap keseluruhan kebijakan pemerintah yang terus disalurkan kepada masyarakat dan menjaga disiplin protokol Covid 19," tandas Dito. Diketahui, Indonesia akan masuk zona resesi, setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 minus 2,9 persen minus 1,0 persen. "Yang terbaru per September 2020 ini, minus 2,9 persen minus 1,0 persen. Negatif teritori pada kuartal III ini akan berlangsung di kuartal keempat," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita September virtual, Selasa (22/9/2020).