Buat para pekerja ibu kota, naik transportasi umum mungkin sudah jadi bagian dari rutinitas sehari-hari yang mendukung mobilitas. Untungnya banyak pilihan moda transportasi umum yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya saja MRT Jakarta yang bisa bikin kamu berasa tinggal di Jepang atau Korea yang punya transportasi umum modern nan canggih.
Naik MRT Jakarta mungkin sudah jadi bagian dari kehidupanmu di ibu kota sebelum momen pandemi menyerang. Momen karantina diri selama berbulan-bulan terakhir jelas bikin kamu berhenti sejenak dari rutinitas yang satu ini. Mana nih dari kecanggihan MRT Jakarta yang paling bikin kangen?
Super Cepat buat Keliling Jakarta
Jakarta identik dengan kemacetan luar biasa. Tapi kini, dengan menggunakan MRT kamu bisa berkeliling ibu kota tanpa membuang waktu saat terjebak macet di jalanan. Dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI, hanya diperlukan waktu singkat, sekitar 30 menit saja.
Demi mengejar ketepatan waktu, MRT Jakarta bisa mencapai kecepatan 80 kilometer per jam di dalam terowongan, bahkan lebih cepat di luar terowongan hingga 100 kilometer per jam. Selain super cepat, jeda waktu antara kedatangan dan keberangkatan Jakarta cukup singkat, hanya 5 menit sekali di jam sibuk dan 10 menit di jam biasa.
Punya 13 Stasiun Canggih
MRT Jakarta akan melalui total 13 stasiun, di antaranya Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Istora, Bendungan Hilir hingga Bundaran Hotel Indonesia. Belum hapal? Tenang aja karena ada penampang informasi yang menampilkan peta jalur dan posisi kereta.
Soal fasilitas, stasiun MRT Jakarta boleh diadu dengan yang ada di luar negeri. Pasalnya, ada berbagai fasilitas dengan standar terbaik yang dihadirkan demi kenyamanan penumpang. Mulai dari eskalator dan lift, ruang pertolongan pertama, hingga PSD (Platform Screen Door) yang mencegah penumpang terjatuh ke area rel kereta. Tak ketinggalan pendingin udara maupun sirkulasi udara di stasiun layang yang bikin kamu bebas dari rasa gerah.
Suka Gowes di Jakarta? Sepeda Bisa Masuk MRT Lho
Mumpung lagi demam gowes di masa new normal, nggak ada salahnya mulai mengayuh pedal sebagai moda transportasi sehari-hari. Asyiknya lagi, sepeda diperbolehkan masuk ke MRT, lho. Syaratnya, sepeda dibawa dalam kondisi terlipat dengan ukuran maksimal 70 x 48 sentimeter.
Tanpa biaya tambahan, sepeda lipat bisa diletakkan di tempat penumpang lansia maupun kursi roda bagi penyandang disabilitas, tepatnya kereta tiga dan empat MRT. Tetap memprioritaskan tempat bagi kursi roda, area khusus ini bisa menampung tiga sepeda sekaligus.
Ramah Penumpang Disabilitas
Hadir untuk melayani semua warga, ada berbagai fasilitas yang ramah disabilitas. Diawali dari trotoar dengan blok taktil atau lantai dengan tekstur menonjol dan nggak licin untuk membantu penyandang tuna netra. Selain itu, tersedia lift yang dapat digunakan penyandang disabilitas, ibu hamil maupun yang membawa kereta dorong bayi, untuk pergi ke lantai atas. Bahkan tersedia huruf braile yang memudahkan tuna netra untuk menggunakan fasilitas tersebut.
Tinggi pintu penumpang dan mesin penjual tiket pun disesuaikan agar mudah digunakan oleh penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda. Tak ketinggalan toilet dan wastafel khusus untuk pengguna kursi roda dan pengumuman maupun pemberitahuan dalam bentuk visual dan suara. Di kereta pun disediakan area dan kursi prioritas bagi lansia, ibu hamil, yang membawa anak kecil dan penyandang disabilitas yang lokasinya berdekatan dengan lift.
Sebelum pandemi Bisa Menampung hingga 65 Ribu Penumpang
Dihadirkan sebagai solusi kemacetan di Jakarta, MRT bisa mengangkut banyak penumpang dalam satu rangkaian kereta. Untuk MRT Jakarta sendiri, kapasitas maksimalnya adalah 65 ribu orang. Keren banget kan!
Namun, di masa pandemi dan kebijakan new normal seperti sekarang ini, pengguna moda transportasi umum tersebut sudah jelas dibatasi untuk mendukung physical distancing dan menekan penyebaran penyakit. Jumlah penumpang maksimal di tiap gerbongnya dibatas hanya 62-67 per gerbong. Jadi, para penumpang bisa tetap menerapkan jaga jarak dan tetap nyaman selama beraktivitas dengan MRT Jakarta.
Selain itu, beberapa protokol kesehatan wajib pun sudah dilakukan mulai dari mengecek suhu tubuh calon penumpang, menyediakan fasilitas hand sanitizer, hingga memasang tanda jarak antar penumpang.