Kementerian Pertanian menyatakan pemerintah memiliki kerja sama yang kuat di bawah pembinaan Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO). Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kerja sama itu untuk melihat semua negara dalam mempersiapkan ketahanan pangan masing masing secara kuat. "Ini karena setelah pandemi Covid 19 ini, ada juga musim kering yang dihadapi. Selain itu, ada ancaman ancaman, katakanlah kekurangan pangan dunia yang ada," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (9/11/2020).
Dari pendekatan itu, Syahrul menjelaskan, langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah melakukan percepatan tanam. "Pemerintah mengejar semuanya, termasuk sekarang menangani juga kemungkinan akan ada el nina atau banjir. Kita sudah prediksi dampak itu di atas 3 persen sampai 4 persen dengan pendekatan ada emergency agenda, temporer agenda, dan permanen agenda untuk menangani kalau ada hal hal seperti itu," katanya. Di sisi lain, FAO mengapresiasi apa yang ada di Indonesia, bahkan memberikan apresiasi kuat bahwa Indonesia pada trek yang benar untuk mempersiapkan ketahanan pangan.
Syahrul menambah, kesepakatan dengan FAO selanjutnya yakni tidak boleh ada border antarnegara karena bikin masalah ketahanan pangan. "Tidak ada border dan itu usul dari kita. Tujuannya agar saling menunjang, khususnya negara di Asia tenggara itu bisa dilakukan dengan baik," pungkasnya.