Presiden petahana Amerika Serikat, Donald Trump, menuduh Demokrat telah mencurangi dalam Pilpres Amerika Serikat 2020. Trump menyebut, dirinya akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung (MA). Menanggapi hal itu, manajer kampanye Joe Biden, Jen O'Malley Dillon, memberikan komentarnya.
Dilansir , Dillon menyebut jika Trump mengambil langkah hukum, maka tim pengacara kampanye Biden juga siap untuk menghadapinya. "Pernyataan presiden malam ini tentang mencoba menghentikan penghitungan surat suara sangat keterlaluan, belum pernah terjadi sebelumnya, dan tidak benar," kata Dillon. "Jika presiden menepati ancamannya untuk pergi ke pengadilan, mencoba mencegah tabulasi suara yang tepat, kami memiliki tim hukum yang siap untuk dikerahkan untuk menolak upaya itu. Dan mereka akan menang," imbuhnya.
Sebelumnya dilaporkan, Donald Trump menemui para pendukungnya melalui Ruang Timur Gedung Putih pada Rabu (4/11/2020) pukul 02.21 waktu setempat. Ia berbicara kepada lebih dari 100 pendukung yang telah berkumpul di sana. "Ini adalah konferensi pers terbaru yang saya lakukan," katanya.
Pada pertemuan itu, Donald Trump menyatakan keyakinannya untuk kembali menjadi presiden pada Pilpres Amerika Serikat 2020. Namun, dia menunjukkan rasa frustrasinya atas berjalanannya perhitungan suara Pilpres. Pasalnya, pertarungan melawan capres Demokrat, Joe Biden, lebih ketat dari perkiraan jajak pendapat yang beredar.
Biden mendapatkan beberapa momentum kemenangan, semalam setelah hari Pilpres Amerika Serikat 2020 dimulai. Bahkan, Biden memenangkan suara di Arizona, negara bagian yang dimenangkan Trump empat tahun lalu. "Kami memenangkan segalanya, dan tiba tiba itu tidak jadi," ucap Trump.
Meskipun begitu, ketatnya perolehan suara tidak membuat dirinya pesimis. Dia tetap yakin bahwa dirinyalah yang telah memenangkan pemilihan, sebuah pernyataan yang terlalu awal untuk dideklarasikan. Tak hanya itu, dalam pertemuan tersebut, Donald Trump juga menuduh Demokrat mencoba mencurangi dirinya dalam Pilpres Amerika Serikat ini.
Demokrat disebut mencoba 'mencabut hak pilih' para pemilihnya dan menyatakan kemenangan di Georgia. Padahal, saat itu, belum ada pengumuman mengenai kandidat yang memenangkan negara bagian tesebut. Selain itu, Trump juga memegang sedikit keunggulan dengan 93% suara telah dihitung.
"Mereka tahu mereka tidak bisa menang," ujarnya. "Ini penipuan terhadap publik Amerika. Ini memalukan negara kita," tambahnya. Merasa dicurangi, Donald Trump berjanji akan mengajukan petisi ke Mahkamah Agung.
Namun, dia tidak merinci lebih lanjut tentang rencananya itu. "Jadi kami akan pergi ke Mahkamah Agung AS. Kami ingin semua pemungutan suara dihentikan." "Kami tidak ingin mereka menemukan surat suara pada pukul empat pagi dan menambahkannya ke daftar," tutur Trump.
Trump meninggalkan tempat pada pukul 2.32 pagi dan menutupnya dengan acungan tinju kepada para pendukungnya. Tak hanya kepada pendukungnya, Trump juga mengatakan tuduhan serupa melalui akun Twitter nya, Rabu (4/11/2020). Twit tersebut kemudian dilabeli oleh Twitter sebagai informasi yang 'menyesatkan' dan 'diperdebatkan'.
Kami naik BESAR, tetapi mereka mencoba MENCURI Pemilu. Kamu tidak akan pernah membiarkan mereka melakukannya. Suara tidak dapat diberikan setelah Polling ditutup! " tulis akun Twitter @realDonaldTrump.
Diketahui, selama berbulan bulan belakangan, Donald Trump telah menuduh Demokrat melakukan kecurangan dalam Pilpres, jika Pemilu tidak berjalan sesuai keinginannya. Ditanya pada bulan September apakah dia yakin hasil pemilu akan sah jika dia menang, Trump menjawab "Kami ingin memastikan pemilu itu jujur, dan saya tidak yakin itu bisa," jawabnya.